Shoes and Care – Loafer yakni variasi alas kaki yang mungkin sedikit yang mengetahui menurut namanya, tetapi seandainya memandang formatnya pasti banyak orang telah tak asing lagi. Pada peluang ini mari kita sama-sama membahas berkaitan sejarah dan variasi dari sepatu Loafer.
Sepasang sepatu Loafer pertama yang dipasarkan secara komersial dikenal terjadi di Amerika pada tahun 1930-an. Sepatu Loafer pertama yang dipasarkan secara komersial diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama G.H.Bas. Berdasarkan legenda, perusahaan ini malahan tak mempunyai inspirasi untuk membikin sepatu mereka sendiri. Mereka dikontrak oleh Esquire dan rumah mode New York yang sungguh-sungguh dipuji oleh Rogers, Pete & Co.
Duo perusahaan ini tahu bahwa sepatu pantofel akan diterima dengan bagus di sini di negara komponen seperti di Norwegia dan di semua Eropa. Menurut masukkan G.H.Bas, mereka memerlukan pabrikan Amerika untuk menjadikan konsep mereka. Ketiganya berprofesi sama untuk merancang, membikin dan meluncurkan sepatu pertama yang diketahui sebagai sepatu “weegun”, sebuah nama yang berasal dari dasi yang diwujudkan untuk Norwegia. Gaya permulaan ini cukup simpel. Ini menonjolkan desain bulan sabit dan setrip kulit yang dijahit di komponen pelana sepatu.
Iklan pertama untuk sepatu ini ditempatkan di New York Herald Times pada tahun 1936. Meskipun G.H.Bass yang membikin sepatunya, dipasarkan di etalase Rogers, Pete & Co. NYC. Branding hal yang demikian memanggil pria kaya dan berpakaian baik di Amerika. Dan selama tahun selanjutnya, para pemalas mengokohkan diri mereka dalam kultur. Weegun Loafers banyak bisa ditemukan di kaki olahragawan, elit negara, tokoh masyarakat, pria kaya dan siapa malah yang berharap dianggap sebagai pria well-dressed man. Pada alhasil , mereka masuk ke sekolah Ivy League di semua negeri dan menjadi popular di kalangan buah hati muda. Dan dari situlah asal muasal Penny Loafer diawali.
Penny Loafer berasal dari metode buah hati muda memakai guntingan di punggung kaki sepatu untuk menaruh uang receh. Dikatakan bahwa mereka mengerjakan mahjong slot ini sehingga mereka senantiasa mempunyai sebagian sen seandainya mereka perlu menelepon. Sebab telepon lazim jaman dahulu memerlukan uang koin. Meskipun beberapa orang mengkalain menaruh sat usen di sepatu ialah simbol kemujuran. Apa alasannya, istilah Penny Loafer sungguh-sungguh menempel.Tentunya sampai hari ini kita seluruh masih memandang sepatu Penny Loafer. Penny Loafer diketahui dengan desain yang simpel, elegan dan canggih. Melainkan, gaya sepatu ini tergantikan oleh salah satu sepatu modern popular lainnya ialah Tassel Loafer.
Tassel Loafer dianggap salah satu teladan atau desain yang tidak lekang oleh waktu. Pertama kali dipersembahkan oleh Alden Shoe Company pada tahun 1940-an, gay aini yakni pilihan yang lebih formal dari sepatu Penny. Seperti namanya, sepatu ini menonjolkan jumbai kulit di komponen depan sepatu. Sepatu ini tak cuma digemari oleh pria, tetapi para wanita malah menyukainya. Wanita menentukan mereka menjadi komponen dari isu terhangat kultur. Para sarjana, advokat dan pemerhati fashion secara tak segera ikut serta mendukung gaya ini ke depan. Sampai pada alhasil era baru loafers lahir.
Gucci bertanggung jawab dalam mewujudkan gaya Italia yang diasosiasikan dengan sepatu pantofel dikala ini. Merek ini lahir di Florence, Italia pada tahun 1920-an. Melainkan, keluarga hal yang demikian memandang kans untuk pindah ke Amerika dan memberikan sentuhan mereka sendiri pada alas kaki opsi negara hal yang demikian. Gucci memberi tahu Horsebit Loafer mereka pada tahun 1953. Sepatu ini sungguh-sungguh memperlihatkan gaya Italia. Semuanya berwarna hitam sebab coklat dianggap terlalu kasual pada dikala itu. Melainkan perbedaan sebetulnya dari alas kaki ini ialah logam berbentuk tapal kuda yang melintang pada punggung sepatu dan dari situlah nama ini berasal.
Baca Juga : Tempat Main Sepatu Roda di Jakarta dan Sekitarnya, Siap Meluncur?